Pekerja Migran Asal Puncu Meninggal di Taiwan, Jenazah Sudah Tiba di Kediri

  


KEDIRI, tipikor.web.id – Duka menyelimuti keluarga Syah Rizal Fanani, 21 tahun, warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. Pemuda yang baru setahun merantau ke Taiwan untuk bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) itu meninggal dunia akibat kegagalan multi-organ. Jenazahnya telah dipulangkan dan tiba di kampung halaman pada Rabu dini hari (31/7).

Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Kediri, Ibnu Imad, menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan resmi dari Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mengenai wafatnya Rizal yang sempat dirawat di Chi-Mei Hospital, Taiwan.

"Almarhum merupakan PMI resmi yang diberangkatkan melalui PT Citra Catur Utama Karya (CCUK) sekitar Agustus 2024 lalu," terang Ibnu.

Setelah dikonfirmasi meninggal pada 17 Juli 2025, Pemerintah Indonesia segera menjalin koordinasi dengan otoritas Taiwan. Jenazah Rizal diberangkatkan dari Taiwan dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Rabu (30/7) pukul 13.35 WIB, lalu dibawa ke Kediri melalui perjalanan darat dan sampai di rumah duka pada pukul 02.45 WIB, Kamis dini hari (31/7).

"Seluruh proses pemulangan jenazah ditangani langsung oleh pihak perusahaan penempatan dari Taiwan hingga sampai ke rumah duka," lanjutnya.

Setibanya di Kediri, jenazah langsung diserahterimakan kepada pihak keluarga dan pemerintah desa oleh Disnaker Kabupaten Kediri serta perwakilan PT CCUK. Setelah prosesi pemakaman selesai, pihak Disnaker turut mendampingi keluarga almarhum dalam pengurusan klaim asuransi yang menjadi haknya sebagai PMI resmi.

“Pengajuan klaim asuransi akan kami bantu fasilitasi melalui pihak PT CCUK. Selain itu, pemerintah daerah juga akan memberikan bantuan sosial kepada keluarga,” kata Ibnu.

Sebagai bentuk empati, Pemkab Kediri melalui program bansos akan menyalurkan santunan sebesar Rp 3 juta untuk ahli waris almarhum. Proses pencairannya mengikuti aturan yang berlaku.

Tragedi yang dialami Rizal menambah daftar PMI asal Kediri yang meninggal dunia di luar negeri sepanjang tahun 2025. Sebelumnya, dua kasus serupa juga terjadi.

Pertama, seorang pekerja migran berinisial BA asal Desa Sukoharjo, Kecamatan Plemahan, meninggal tragis pada 27 Juni lalu setelah melompat dari lantai tiga Bandara Incheon, Korea Selatan.

Kemudian pada 26 Juni, Imam Sari (50) yang sebelumnya tinggal di Desa Sumberbendo, Kecamatan Pare, dilaporkan wafat di Brunei Darussalam karena sakit stroke.

Kejadian-kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya perlindungan maksimal bagi pekerja migran, baik sebelum keberangkatan maupun selama menjalankan tugas di luar negeri.(RED.AL)

Posting Komentar

0 Komentar