JAKARTA tipikor.web.id – Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 kembali diwarnai aksi walk out. Puluhan delegasi dari berbagai negara memilih meninggalkan ruangan ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidatonya, Jumat (26/9/2025).
Aksi tersebut menjadi simbol penolakan terhadap kebijakan Israel sekaligus bentuk solidaritas untuk Palestina. Kursi-kursi kosong tampak di ruang sidang utama saat Netanyahu berbicara, dengan mayoritas delegasi yang keluar berasal dari negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Liga Arab, dan Gerakan Non-Blok.
Delegasi dari Indonesia, Pakistan, Kuwait, Malaysia, Iran, hingga Kuba disebut turut serta dalam aksi protes ini. Bagi banyak negara, keberadaan Netanyahu di forum internasional dianggap tidak pantas karena dirinya menghadapi tuduhan kejahatan kemanusiaan dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC).
Meski begitu, Netanyahu tetap melanjutkan pidatonya. Ia menegaskan bahwa tindakan militer Israel merupakan bentuk pembelaan diri, sekaligus menuding negara-negara yang mendukung Palestina sebagai pihak yang memfasilitasi terorisme.
Tradisi Walk Out di Sidang Umum PBB
Aksi walk out bukanlah fenomena baru dalam forum PBB. Sepanjang sejarah, sejumlah momen penting tercatat ketika delegasi meninggalkan ruangan sebagai bentuk protes.
- 1987: Duta Besar Amerika Serikat Vernon A. Walters keluar saat Presiden Nikaragua Daniel Ortega melontarkan kritik keras terhadap Washington.
- 2006–2007: Delegasi Kuba pernah melakukan walk out ketika Presiden AS George W. Bush menyebut Fidel Castro sebagai “diktator kejam”.
- 2009–2012: Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad berulang kali memicu aksi serupa. Pernyataannya terkait Holocaust, serangan 11 September, serta kritiknya terhadap Israel membuat sejumlah negara Barat meninggalkan aula Sidang Umum.
- 2024: Delegasi Rusia memilih keluar saat Presiden Lithuania Gitanas Nausėda menyampaikan kritik tajam terkait invasi Moskow ke Ukraina.
Simbol Protes Diplomatik
Walk out menjadi salah satu bentuk protes paling keras dalam diplomasi internasional. Aksi tersebut kerap dimanfaatkan untuk menegaskan sikap politik sekaligus menyampaikan pesan tanpa harus mengucapkan sepatah kata pun.
Fenomena yang terulang dalam Sidang Umum PBB ke-80 memperlihatkan bahwa forum global tetap menjadi panggung diplomatik sekaligus arena konfrontasi simbolik antarnegara.
(red/FR)
0 Komentar