Purbaya Nilai Pernyataan Jokowi soal Whoosh Memiliki Dasar yang Benar

  

Jakarta, 29 Oktober 2025 — Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menilai pandangan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), mengenai proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh memiliki dasar yang tepat. Menurutnya, pembangunan transportasi massal seperti Whoosh tidak semata-mata bertujuan mencari keuntungan finansial, melainkan juga memiliki nilai sosial dan ekonomi jangka panjang.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menegaskan bahwa proyek Whoosh dibangun untuk memberikan manfaat sosial yang lebih luas, seperti mengurangi kemacetan dan polusi udara, sekaligus meningkatkan produktivitas masyarakat.
“Transportasi massal tidak diukur dari laba, tetapi dari keuntungan sosial, seperti pengurangan emisi karbon dan peningkatan produktivitas masyarakat,” ujar Jokowi dalam sebuah pernyataan di Surakarta, Senin (27/10).

Jokowi menilai kemacetan parah di kawasan Jakarta dan Bandung menyebabkan kerugian ekonomi hingga Rp100 triliun per tahun. Karena itu, proyek Whoosh menjadi bagian dari upaya strategis mengatasi masalah tersebut, bersama moda transportasi lain seperti MRT dan LRT.

Menanggapi hal itu, Purbaya menyebut ada kebenaran dalam pernyataan Jokowi. Ia menilai Whoosh memang memiliki misi pengembangan wilayah atau regional development, meski manfaatnya belum sepenuhnya optimal.
“Ada benarnya juga. Whoosh sebetulnya membawa misi pembangunan wilayah. Tapi kawasan di sekitar jalur pemberhentian perlu dikembangkan lebih lanjut agar ekonomi lokal bisa tumbuh,” ujar Purbaya di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Selasa (28/10).

Ia menambahkan, potensi ekonomi dari proyek tersebut akan lebih terasa jika daerah di sekitar stasiun dan jalur kereta cepat dikembangkan menjadi pusat kegiatan ekonomi baru. Dengan demikian, nilai investasi sosial yang disebut Jokowi bisa benar-benar terwujud melalui peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat.

Proyek Whoosh dengan nilai investasi sekitar US$7,2 miliar atau setara Rp116,54 triliun kini menjadi sorotan publik, terutama terkait beban utang yang ditinggalkan. Namun, Purbaya menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menggunakan dana APBN untuk membayar utang tersebut.
“Itu sudah dikelola oleh Danantara. Mereka sudah mengambil dividen dari BUMN sekitar Rp80 triliun lebih, jadi seharusnya bisa dikelola dari situ,” jelasnya.

Purbaya juga menegaskan pentingnya memastikan agar proyek strategis nasional seperti Whoosh mampu memberikan dampak jangka panjang bagi pertumbuhan ekonomi, bukan sekadar proyek infrastruktur semata.

(Red.FR)

Posting Komentar

0 Komentar