Aktivitas Gunung Kelud Jadi Tantangan Revitalisasi Wisata, Pemkab Kediri Fokus pada Event dan Aksesibilitas

 

Kediri,     tipikor.web.id      – Status Gunung Kelud sebagai gunung berapi aktif menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Kediri dalam melakukan revitalisasi kawasan puncak. Kendala utama terletak pada keterbatasan pembangunan sarana dan prasarana karena sebagian wilayah Kelud masuk zona merah rawan bencana.

Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Kediri, Mustika Prayitno Adi, mengatakan bahwa meski potensi wisata seperti pemandian air panas di puncak Kelud sangat menarik, namun lokasi tersebut berada di zona merah yang berisiko tinggi terdampak letusan.

“Kalau dibangun permanen, ada risiko terdampak letusan karena gunungnya masih aktif. Dan, kalau dilihat dari siklusnya, bisa saja sebentar lagi (meletus),” terang Mustika, Senin (21/7).

Meski demikian, Pemkab Kediri tetap melakukan berbagai inovasi untuk menarik kunjungan wisatawan. Salah satu upayanya adalah dengan menggelar event-event besar di kawasan lereng Kelud.

Seperti pada Sabtu-Minggu (19-20 Juli) lalu, ribuan pengunjung menghadiri acara komunitas Vespa yang digelar di lereng Kelud. "Tahun ini juga akan kembali ada agenda tahunan Kelud Volcano Road Run," ujar Mustika.

Pemkab juga mempercepat pembangunan infrastruktur pendukung, salah satunya pengecoran jalan menuju puncak Kelud untuk mempermudah akses wisatawan. Selain itu, pembangunan toilet umum juga masuk dalam rencana dalam waktu dekat.

“Kami akan memaksimalkan konsep 3A, yaitu atraksi, aksesibilitas, dan amenitas. Semua kami siapkan untuk mendukung pariwisata yang aman dan berkelanjutan,” jelasnya.

Sementara itu, pengamat ekonomi Kediri, Subagyo, menyebut bahwa sebelum letusan Gunung Kelud pada 2014, sejumlah wahana sudah sempat tersedia, seperti pemandian air panas dan flying fox. Namun, hingga kini wahana-wahana tersebut belum dikembalikan.

Menurutnya, tantangan lain datang dari ketatnya persaingan pariwisata dengan daerah tetangga. "Wisata di Blitar dan Tulungagung, seperti jalur lintas selatan (JLS) dan pantai-pantainya, lebih memikat. Begitu juga kampung tematik di Blitar dan Malang,” katanya.

Sebagai solusi, ia menyarankan agar Pemkab membuat paket wisata terintegrasi yang menggabungkan destinasi di Kediri, Blitar, dan Tulungagung, agar wisatawan dapat menikmati lebih banyak pilihan dalam satu perjalanan.

Hal senada disampaikan oleh Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Kediri, Sulistyo Budi. Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera itu menilai pentingnya penambahan fasilitas guna menunjang kenyamanan dan pengalaman wisatawan.

“Jika fasilitas memadai, pengunjung bisa lebih nyaman dan betah. Itu akan berdampak pada peningkatan kunjungan ke Gunung Kelud,” ujar Sulistyo.

Dengan segala keterbatasan yang ada, Pemkab Kediri terus berupaya menjadikan Kelud sebagai destinasi unggulan yang aman, menarik, dan berdaya saing tinggi. (RED.A)

Posting Komentar

0 Komentar