KEDIRI, tipikornews.net - Penerbangan umrah dari Bandara Dhoho yang semula direncanakan dimulai awal September terpaksa mundur hingga akhir bulan. Keterlambatan ini disebabkan oleh belum keluarnya izin resmi dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait penetapan bandara domestik yang diizinkan melaksanakan penerbangan umrah.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pemkab Kediri, Sukadi, mengungkapkan bahwa penundaan ini disebabkan oleh belum adanya penetapan resmi dari Kemenhub, yang diperlukan agar penerbangan langsung dari Kediri ke Jeddah, Arab Saudi, dapat dilaksanakan. “Penerbangan umrah di Bandara Dhoho diundur,” kata Sukadi.
Untuk informasi lebih lanjut, dua biro penerbangan umrah sudah siap untuk membuka rute Kediri-Jeddah. Salah satunya adalah biro yang berencana memulai penerbangan pada 6 Oktober, sedangkan biro dari Jakarta awalnya dijadwalkan berangkat mulai 3 September. Namun, jadwal penerbangan umrah dari biro Jakarta ini mengalami penundaan.
"Jadwal penerbangan umrah yang sebelumnya direncanakan pada 3 September sekarang akan dilaksanakan pada 27 September," lanjut Sukadi, menjelaskan perubahan jadwal yang berdampak pada penerbangan umrah yang akan dilakukan setiap lima hari sekali.
Terkait kesiapan Bandara Dhoho, Sukadi menegaskan bahwa semua persiapan penunjang penerbangan umrah sudah siap. "Kami tinggal menunggu penetapan dari Kemenhub dan penerbangan bisa segera dilakukan," tuturnya.
Menurut informasi yang diterima, penetapan dari Kemenhub diperkirakan akan turun bersamaan dengan pengajuan dari tiga bandara lain, yaitu Bandara Adi Soemarmo Solo, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, dan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin. "SK penetapan akan dikeluarkan secara bersamaan," jelas Sukadi.
Sukadi meyakinkan bahwa meskipun penerbangan pada 3 September tertunda, penerbangan yang dijadwalkan pada 27 September tidak akan mengalami penundaan lebih lanjut. Ia juga optimistis bahwa penerbangan umrah dari biro Jakarta, yang semula direncanakan dilakukan lima hari sekali, bisa lebih sering jika animo jemaah dari wilayah Jawa Timur bagian selatan meningkat.
"Volume penerbangan umrah bisa saja meningkat, tergantung pada jumlah kursi yang dapat diisi oleh jemaah," kata Sukadi.
Sebagai langkah lanjutan, PT Angkasa Pura (AP) I dan PT Surya Dhoho Investama (SDHI) telah mengajukan surat dukungan dari berbagai pihak terkait, termasuk Kementerian Agama, kantor bea cukai, imigrasi, dan Pemkab Kediri. Selain itu, PT SDHI juga telah menindaklanjuti pemenuhan sarana dan prasarana untuk penerbangan internasional, yang telah diperiksa oleh bea cukai dan kantor imigrasi Kediri. (Red.N)
0 Komentar