Nganjuk , tipikornews.net- Angka kematian ibu di Kabupaten Nganjuk masih tinggi. Pada 2023 Nganjuk menempati posisi ke-10 angka kematian tertinggi ibu di Jatim.Data Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk menyatakan bahwa cakupan pemeriksaan kehamilan pertama dan pemeriksaan kehamilan secara lengkap rendah. Padahal, menurut beberapa kajian menyatakan bahwa pemeriksaan kehamilan penting dilakukan guna deteksi dini komplikasi yang dimiliki ibu.
Kematian ibu di Nganjuk pada tahun 2021 mengalami puncak peningkatan dengan 30 kasus. Setahun berselang memang terjadi penurunan dengan 23 kasus dan pada 2023 kembali menurun dengan 10 kasus kematian ibu. Kendati menurun, Nganjuk masih berada di peringkat 10 kasus kematian ibu di Jatim
Berbagai upaya terus dilakukan untuk menekan angka itu. Salah satunya dengan memberikan edukasi kepada ibu hamil (bumil).
Guna mengedukasi bumil, langkah yang perlu dilakukan adalah melatih kader kesehatan dan bidan di Puskesmas. Itulah yang dilakukan prodi Kebidanan FK Unair yang berkolaborasi dengan Dinkes Nganjuk.
Edukasi dan pelatihan kader kesehatan dan bidan itu digelar di Puskesmas Rejoso pada Jumat (28/6/2024). Acara itu melibatkan setidaknya 15 kader kesehatan dan 15 kader wilayah.
"Intinya kami ingin meningkatkan kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kandungannya, baik pemeriksaan pertama maupun sampai lengkap," ujar Tim Pengabdian Masyarakat Prodi Kebidanan FK Unair Ratna Dwi Jayanti.
Ratna menambahkan bahwa pihaknya memberikan bekal kepada kader kesehatan terkait kehamilan risiko tinggi, pemantauan pemeriksaan kehamilan, dan menekankan tugas mereka sebagai kader. Menurutnya, pendampingan oleh kader kesehatan memang sudah dilakukan tetapi dinilai belum maksimal.
"Peningkatan kapasitas kader perlu dilakukan agar mereka tidak hanya melakukan pendataan tetapi juga peka terhadap kondisi yang dialami ibu hamil. Harapannya, komplikasi ibu hamil segera diketahui dan dilakukan rujukan terencana secepatnya," imbuhnya.
Selain itu, kata Ratna, tim juga melakukan analisis mendalam terkait akar permasalahan cakupan pemeriksaan kehamilan yang rendah ini dengan Bidan Kelurahan dan Kader Kesehatan.
Sementara itu, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Nganjuk I Ketut Wijayadi mengatakan bahwa pihaknya memang sudah melakukan pendampingan kepada bumil untuk menekan risiko kematian pada ibu.
"Namun inovasi memang diperlukan. Kami sangat berterima kasih kepada tim Kebidanan UNAIR yang telah urun rembuk ide untuk meningkatkan kesadaran ibu hamil agar memeriksakan kehamilanya. Karena untuk menurunkan AKI (angka kematian ibu) memang harus periksa rutin," katanya.
Selain menekan angka kematian ibu, pelatihan itu juga bertujuan untuk menurunkan risiko stunting. Pencegahan bisa dimulai dari hamil, bahkan pada masa calon pengantin.(red.i)
0 Komentar